Islamophobia 3

Di artikel sebelumnya membahas tentang iblis dan malaikat dari sisi spesifikasi bahan dasar penciptaan, dan juga dari sisi sifat dan sikap secara umum. Kalau meminjam bahasa Ahmad Bahjat (أحمد بهجت) di dalam bukunya yang berjudul Nabi-nabi Allah (انبياء الله) mengatakan dengan istilah rumus kebaikan (رمز الخير) dan rumus keburukan (رمز الشرّ) serta orang-orang pilihan Allah (رجال الله). Beliau mengkategorikan para malaikat dan itu masuk dalam kategori rumus kebaikan dan iblis masuk dalam rumus keburukan sedangkan orang-orang pilihan Allah adalah para nabi.

Para ulama Islam hampir semuanya mengatakan bahwa malaikat diciptakan dari cahaya, sedangkan iblis dari api, adapun manusia terdiri dari empat unsur, yaitu tanah, air, api dan angin. Adapun jin tercipta dari api. Jadi kesannya antara jin dan iblis itu ada kesamaan dalam unsur penciptaan, namun bedanya, kalau jin mau menerima dan patuh kepada perintah Allah maka pintu taubat terbuka lebar. Dan toh mereka juga ada yang digoda dan di sesatkan oleh iblis, sama halnya dengan manusia. Adapun perintah itu bisa didapati dari Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wasallam, sebab rasulullah itu diutus kepada semua golongan dan juga makhluk termasuk di sana jin. Sehingga itulah rasulullah di sebut dengan istilah rahmatan lil alamin yang artinya pembawa rahmat bagi seluruh isi alam semesta. Jadi, kedatangan malaikat Jibril kepada rasulullah itu membawa kabar baik dan kabar buruk untuk semua golongan, dan tidak ada rasul dan nabi yang di utus secara khusus kepada golongan jin.

Jika kita telusuri secara detail bahwa semua unsur itu ada pada diri manusia, dan manusia itu independent, hanya saja akal dan hatinya yang bisa mengontrol sosok dirinya dari semua makhluk lain, itulah kelebihan yang tidak didapati pada diri makhluk lainya, mungkin ada kemiripan manusia dan jin dalam hal ini, sehingga di dalam kitab Al quran akan ditemui kalam Allah yang mengatakan: Sesungguhnya aku ciptakan Jin dan Manusia tidak lain hanya beribadah kepadaku.

Kalau di arahkan ayat di atas kepada iblis, maka seolah-olah dikatakan bahwa iblis itu adalah sosok yang akan selalu membangkang kepada Allah.

Penulis jadi teringat sebuah perkataan orang mesir yang mengatakan bahwa “di antara partikel-partikel manusia itu akan kembali ketempatnya masing-masing”, seperti jasad akan kembali ketanah dan ruh kembali ke langit, jadi akan di temukan ada istilah keatas dan kebawah. Hampir semua yang dikonsumsi semua makhluk yang bisa di kunyah dan dihasilkan oleh tangannya akan kembali kebawah atau istilahnya ketanah, dari tanah kembali ketanah. Adapun ibadah yang di lakukan oleh kedua makhluk tersebut, yakni jin dan manusia, kembali keatas, yakni mengikuti karakter setiap partikel-partikel masing-masing, ini adalah penafsiran penulis dari arti perkataan orang mesir tersebut dan penulis mengkaitkannya dengan ayat yang di atas, yang mengatakan bahwa manusia dan jin itu diciptakan oleh Allah hanya semata-mata beribadah kepadaNya, dan bukan seperti ungkapan asongan yang dikatakan oleh Belanda kepada seluruh kaum muslimin dan muslimat di Indonesia bahwa orang-orang muslim itu hanya cukup di Mesjid saja tanpa harus turut campur mengatur urusan internal negaranya. Bersambung….