Islamophobia 2

Prakata sebelumnya penulis mengatakan bahwa semua itu berawal dari sebuah paradigma yang bisa dikatakan kontraversi dengan kenyataan, penulis yakin bahwa ketika sang pencipta menciptakan manusia itu pasti punya maksud dan hikmah tersendiri, baik itu di sisi Allah dan makhluk itu sendiri.

Jika ditilik dari sejarah penciptaan itu sendiri adalah berdasarkan kepada sumber penciptaan, iblis merasa lebih hebat di karenakan tercipta dari api, sedangkan manusia itu tercipta dari beberapa unsur, dan iblis menganggap bahwa ia lebih agung dari manusia itu sendiri.

Secara logika mungkin senior merasa dilangkahi oleh juniornya, apalagi ketika sang senior di perintahkan oleh sang pencipta kedua makhluk tersebut untuk sujud dihadapan junior. Semakin mendalam rasa kebencian itu bahkan berani membangkang dan meminta perjanjian untuk dipanjangkan umurnya melebihi makhluk baru itu untuk menggoda dan menyesatkan makhluk baru itu agar makhluk-makhluk baru itu nantinya akan menemaninya dalam sebuah ruang yang kekal dan penuh dengan penyiksaan yang tiada henti, dan selama itu pula ia merasakannya tanpa tiada henti dan hanya ampunan sang pencipta yang bisa melepaskan dirinya dari semua itu.

Kita tidak tahu apa maksudnya dari semua perbuatan iblis tersebut shingga berani menerima resiko yang siapapun tidak berani untuk mengembannya. Apakah iblis mengetahui bahwa suatu saat Allah akan mengampuninya sehingga ia berani melakukan semua itu, dan apakah mungkin ini yang disebut dengan takdir, apakah Allah menyengaja demikian permasalahan untuk ditanggung oleh makhluk yang sejenis dan sefaham denganya?. Seorang pembantu yang taat tidak akan pernah berani berbuat demikian, dan apakah iblis tidak mengetahui bahwa berdoa dan terus meminta itu dapat merubah segalanya?. Tidak mungkin iblis itu bodoh, konon ia lebih pintar, mungkin hanya pintar menggoda dan menyesatkan, tapi tidak bisa berbuat lebih dari itu.

Penulis jadi teringat bahwa malaikat di ciptakan hanya untuk mengibadahi Allah semata, adapun iblis tercipta hanya membangkan semata kepada Allah, dan yang lucunya manusia hanyalah korban dari keduanya. Kalau dilihat-lihat manusia itu ada yang ingin mengimbangi syetan dalam hal berbuat buruk, dan ada juga yang ingin mengimbangi malaikat dalam hal mengibadahi Allah. Dan bahkan ada yang melebihi keduanya, yaitu ingin menyamakan dirinya dengan Allah. Ada yang mengatakan dan berpendapat bahwa para malaikt seluruhnya tidak memiliki nafsu, namun tidak memiliki akal, ada juga yang mengatakan tidak memiliki nafsu namun memiliki akal. Begitu juga halnya dengan iblis, memiliki nafsu dan memiliki akal, sebab dengan nafsunya ia menggoda dan dengan akalnya ia berfikir bagaimana cara untuk menyesatkan juniornya. Bersambung….